Ananda's Blog
Blogger templates
Minggu, 16 November 2014
10 universitas tertua di dunia
1. Universitas Al-Karaouine
Universitas ini terletak di Fes, Maroko. Awalnya, universitas ini adalah sebuah masjid yang didirikan pada tahun 859 oleh seorang wanita bernama Fatima al-Fihri. Pada perjalanannya, berkembang menjadi salah satu universitas terkemuka untuk bidang ilmu alam. Kemudian, pada tahun 1957, berkembang dengan dilengkapi bidang ilmu matematika, fisika, kimia, dan bahasa asing. Universitas ini pun mendapat rekor sebagai universitas tertua dari Guinness Book of World Records.
2. Universitas Al Azhar
Universitas Al Azhar berada di Mesir, menempati urutan kedua sebagai universitas tertua yang didirikan pada 970-972. Al Azhar juga berfungsi sebagai pusat sastra dan literatur Islam Arab Sunni. Di universitas ini juga diajarkan berbagai bidang ilmu pengetahuan modern.
3.Universitas Nizamiyya
Universitas ini adalah satu dari sejumlah universitas yang didirikan oleh Khwaja Nizam Al-Mulk pada abad 11 di negara yang saat ini dikenal dengan Iran. Yang paling terkenal dari semua sekolah Nizamiyyah adalah Al-Nizamiyyah di Baghdad, didirikan pada 1065 di Dhu'l Qa'da dan beroperasi di Isfahan.
4. Universitas Bologna
Universitas ini adalah lembaga pendidikan tinggi pertama yang didirikan di belahan dunia Barat pada tahun 1088, di Bologna, Italia. Universitas Bologna termasuk universitas yang berada di peringkat atas hingga masa perang dunia kedua. Pada masa itu, para pemimpin menempatkan universitas untuk menjalin hubungan dengan institusi-institusi di negara yang lebih maju untuk memperkuat filosofi pendidikannya. Hingga saat ini, Universitas Bologna masih dianggap sebagai salah satu universitas yang maju dalam hal sistem pendidikan di Eropa.
5. Universitas Paris
Tidak jelas siapa pendiri universitas ini. Namun, proses belajar mengajar di universitas ini telah berlangsung sejak 1096. Kemudian, terjadi reorganisasi menjadi 13 universitas otonomi pada tahun 1970. Seringkali disebut sebagai Sorbonne setelah College de Sorbonne yang didirikan sekitar tahun 1257. Universitas ini berkembang pada akhir abad 12 di wilayah Katedral Notre Dame sebagai sebuah pusat pembelajaran bidang seni, kedokteran, hukum, dan teologi.
6. Universitas Oxford
Seperti halnya Universitas Paris, kapan tepatnya Universitas Oxford dibangun juga tidak jelas. Secara formal disebutkan dibangun pada tahun 1096. Universitas ini ini berkembang pesat sejak tahun 1167, saat Henry II melarang pelajar Inggris untuk belajar ke Universitas Paris. Universitas Oxford sempat ditutup dua kali. Pertama, pada tahun 1209 dan tahun 1355 karena kerusuahn St Scholastica. Saat ini, universitas berbahasa Inggris tertua ini, memiliki 38 jurusan dengan struktur internalnya masing-masing.
7. Universitas Montpelier
Universitas ini terletak di Montpelier, Prancis. Diyakini, usia universitas ini jauh lebih tua dari tanggal pendiriannya pada tahun 1150.
8. Universitas Cambridge
Universitas Cambridge dikenal sebagai universitas berbahasa Inggris tertua kedua setelah Oxford. Universitas ini dibentuk oleh para sarjana yang meninggalkan Universitas Oxford selama terjadi sengketa tahun 1209. Saat ini, Cambridge termasuk salah satu universitas top di dunia. Hingga tahun 2009, para alumni universitas ini telah memenangkan 85 penghargaan Nobel.
9. Universitas Salamanca
Universitas Salamanca terletak di Salamanca, Spanyol yang didirikan pada 1218 dan memperoleh gelar "universitas" oleh Paus Alexander IV pada tahun 1225. Awalnya, Universitas Salamanca didirikan oleh Raja Alfonso IX Leonese untuk memberikan kesempatan pada masyarakat Leonese untuk belajar, daripada pergi untuk belajar di Castile. Saat ini, Salamanca tetap menjadi universitas pilihan bagi siswa Spanyol yang ingin fokus pada humaniora dan studi bahasa.
10. Universitas Padua
Universitas Padua adalah universitas tertua kedua di Italia setelah Universitas Bologna yang didirikan pada tahun 1222, ketika sekelompok mahasiswa dan profesor meninggalkan Universitas Bologna.
Sumber: www.collegestats.org
Senin, 09 Juni 2014
Peyempuan 2
Penulisan buku kedua ini aku mulai 11 November 2013. Berkutat dengan
laptop dan bercumbu dengan pekatnya malam hingga subuh habis dengan
sendirinya menjadi
hal yang aku lakukan (hampir) tiap hari. Mulai hari itu, aku kumpulkan
materi dan penggalan-penggalan rasa bahagia, amarah, luka, cinta, dan
air mata yang tersimpan dari rapuhnya ingatan yang mudah tersapu angin
bila tak kutuangkan dalam tulisan.
Aku sedikit menimbang konsep apa yang harus aku sajikan di sini. Apakah
sama seperti buku pertama atau menampilkan sesuatu yang baru? Pada
akhirnya intuisi menuntunku untuk menampilkan sesuatu yang sedikit
berbeda dari buku pertama. Satu-satunya hal yang paling mencolok dari
buku ini adalah tidak adanya potongan cerita atau cerita pendek. Namun,
aku tetap menampilkan satu bagian yang sama agar buku pertama dan kedua
tetap memiliki benang merah.
Sejujurnya, mulai menulis lagi adalah hal yang berat, bukan karena malas
atau tidak mau tapi lebih kepada perasaan dan suasana hati. Menulis
butuh mood yang pas dan tidak bisa dipaksakan. Menulis itu soal rasa dan
rasa harus jujur pada diri sendiri. Kalau bisa diumpamakan, seperti
saat kita bertemu kembali dengan seseorang yang kita cintai. Setelah
berpisah cukup lama, tidak ada kata putus tapi tidak juga bisa dibilang
masih berhubungan.
Perasaan itu segera aku singkirkan dan aku tutupi dengan mengingat
betapa saudara serusukku membutuhkan tempat untuk mencurahkan
kejujurannya, betapa mereka butuh seseorang yang bisa mewakili perasaan
hati yang selama ini tidak berani mereka ungkapkan.
Semangat untuk menyelesaikan buku ini dibangun di atas pondasi
kepedulianku terhadap peyempuan. Melihat bagaimana kami ‘tertindas’,
dipandang rendah, dan seolaholah seolah-olah hanya pantas untuk menurut.
Kami hanya memiliki keinginan dan ruang gerak yang sempit, di bawah
lingkup keegoisan yang dimiliki laki-laki.
Kamu boleh mengartikannya sebagai pemberontakan karena kami memang
melakukan pemberontakan pada hati. Pemberontakan atas apa yang selama
ini memenjara kami. Pemberontakan yang terlihat salah tapi masih tetap
kami lakukan. Pemberontakan atas kenyataan yang dianggap benar tapi aku
masih bersembunyi di sudut hati.
Sekali lagi aku tegaskan, tidak perlu sibuk menerka atau membayangkan
siapa sebenarnya aku ini. Satu hal yang harus kamu tahu, aku hadir untuk
meneriakkan suarasuara yang selama ini masih dipendam, menuliskan
kisahkisah yang selama ini ditutupi, menggambarkan tawa yang ternyata
menyimpan tangis, melukiskan luka yang ternyata terbungkus cinta, dan
menjelaskan air mata yang selalu dibalut senyum.
Mungkin perasaan yang aku rasakan tidak akan bisa sama dengan
perasaanmu. Apa yang aku pikirkan pun tidak akan sama dengan apa yang
sedang kamu pikirkan. Tapi, satu hal yang aku yakini, kita sama-sama
memiliki hati dan akal dari sumber yang sama. Kita mungkin akan memiliki
persepsi berbeda mengenai batasan-batasan selingkuh. Tapi, kita akan
merasakan sakit yang sama saat dikhianati oleh kekasih yang begitu kita
cintai. Kita mungkin memiliki persepsi berbeda saat membicarakan masalah
keperawanan. Tapi, kita akan merasakan sakit dan tidak rela jika hal
penting tersebut direnggut secara paksa oleh orang yang tidak kita
inginkan di waktu dan saat yang tidak tepat.
Jika apa yang aku tuliskan benar-benar sama dengan apa yang kamu alami
atau apa yang ingin kamu ungkapkan maka hal tersebut bukanlah sesuatu
yang aneh karena aku adalah wakil dari hatimu. Namun, jika tulisanku
tidak sesuai dengan apa yang kamu alami atau mungkin sebenarnya belum
kamu alami, aku yakin banyak peyempuan di luar sana yang pernah atau
sedang mengalaminya.
Bagiku membeli sebuah buku jauh lebih baik dibandingkan dengan
menghamburkan uang untuk kesenangan sesaat. Buku dapat kamu baca kapan
atau di mana saja. Buku juga lebih long last time. Buku dapat kamu
simpan sampai tua dan bisa dibaca oleh generasi-genarasi selanjutnya.
Jika kamu menemukan sesuatu atau cerita yang sama dengan apa yang kamu
atau orang terdekatmu alami maka kamu dapat menunjukkan pada mereka dan
berkata, “Ini gue banget”, “Wah…, ini lo banget”, atau “Ini seperti
kisah keluarga gue”. Kalau kamu belum menemukan kisah atau cerita yang
sama maka jadikanlah ini sebagai bekalmu di kemudian hari.
Semoga buku ini memberikan sedikit cahaya bagi kamu yang hatinya sedikit
gelap, seteguk air bagi dia yang jiwanya dahaga, atau seremah roti bagi
mereka yang akalnya sedang lapar. Pada akhirnya dengan segala
kerendahan hati, buku kedua ini aku persembahkan untuk kedua orangtuaku
yang selalu memberikan cinta serta lantunan doa untukku. Tidak lupa buku
ini aku persembahkan untuk seluruh peyempuan di dunia. I Love You All.
Langganan:
Postingan (Atom)